Pages

Kamis, 21 Mei 2015

Kopi dan Pinus Tumpang Sari Serasi

Pagi-pagi kami sudah mendaki, jalan setapak tepi hutan, di tengah lautan pohon teh peninggalan Belanda, yang kini dimiliki perusahaan pemerintah. Sasaran kami adalah rimbunan hutan Perhutani, sekira 3 kilometer berjalan kaki dari jalan raya Cisarua Lembang. Tujuan, historical walk seperti yang dilakukan para ambtenaar mengawasi perkebunan kopi perdana penghasil gulden, sebelum Indonesia merdeka.
Sejuk, basah embun, dan segar aroma terapi dari beragam tumbuhan kaki gunung, menyambut lima manusia kota pencinta antioksidan hitam yang paling banyak diminum di seluruh dunia. Kaki gunung Tangkuban perahu ini mulus udaranya, bersih tanpa asap racun kendaraan dan industri. Ke bawah kami melihat Bandung Kota, berselimut smog, tempat kami semua berkeluarga dan bekerja. Jika boleh memilih, kami ingin menancapkan kaki di sini, bergumul dengan botani asri, dan tak ingin kembali, ke dunia ilusi dan polusi.
Sayangnya hal ini pun hanya mimpi. Hari itu kenyataannya adalah napak tilas sekaligus olah raga hiking sekaligus survei untuk feasibility study agribisnis specialty coffee. Setelah mendaki dan turun lagi, menikmati racikan kopi dari petani sejati, berdiskusi dan negosiasi visi-misi, kami pasti harus kembali bangkit dari mimpi, dan menjajaki serta mendalami peluang dan tantangan berusaha tani. Selanjutnya hari-hari akan dipenuhi promosi dan kompromi dengan kawan-kawan yang berminat investasi. Niat kami adalah ingin kembali merajut kejayaan anak negeri dalam industri dan seni kopi.
Coffee tour pagi itu langsung dipandu oleh sang petani kopi penuh dedikasi, Yoseph Kusuniyanto. Dengan ransel di punggung dan kelewang tebas di tangan, Yoseph berjalan di depan sambil memberikan kuliah lapangan mountaineering. Sesekali berhenti sambil menunjukkan panorama indah untuk diabadikan dengan kamerapocket, hape, dan SLR, yang dimiliki masing-masing turis kaget, yaitu Harris, Dedem, Beben, dan saya sendiri Dainsyah. Dedem adalah teman se-almamater Yoseph dari PAAP Unpad; saya dan Harris adalah alumni Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB, dan Beben adalah lulusan FPMIPA UPI.

Satu jam berlalu, sampailah kami ke tempat yang dituju; tegakan pinus milik Perhutani, yang disela-selanya ditanami kopi oleh masyarakat sekitar yang tergabung dalam kelompok tani. Kerjasama ini dilandasi oleh dokumen legalisasi yang antara lain mengatur larangan menebang Pinus merkusii dan silakan menanam kopi dengan skema bagi hasil. Tumpang sari pinus-kopi ini sungguh serasi.
Yoseph bercerita tentang jerih payah para petani peserta program dalam menyiangi belukar, menyingkirkan gulma, menanam kopi, dan merawat pohon kopi berupa pemupukan dan pemangkasan beberapa kali, hingga masa panen di usia 2 tahun. Kopi-kopi yang diurus Yoseph ini sedang belajar berbuah, usia sekira 1,5 tahun. Kami diijinkan panen hanya buah kopi yang benar-benar matang. Tidak banyak, tetapi cukup untuk memenuhi tantangan bahwa kopi Lembang jenis caturra yang dihasilkan di sini tidak kalah dengan sensasi dan sugesti kopi luwak.
Adalah Harris yang akan menjadi “juri” menjajal bukti sensasi kopi Lembang, nanti, di rumah Yoseph, sebagai akhir tur kopi ini. Harris, ahli embriologi bayi tabung ini, telah menikmati segala kopi di cafe-cafe di Bandung. Sepanjang perjalanan ini, Harris pun berbagi cerita ihwal kedai kopi dengan berbagai teknik penyajian unik di seantero kota kembang, mulai seduhan kopi dengan mesin espresso, hingga teknik seduh asal tradisi Vietnam, Prancis, Turki, Itali, Inggris, dll.
Kembali ke kebun kopi, selain jenis caturra, Yoseph juga menanam sedikit jenis ateng, yang sesungguhnya lebih populer di kalangan petani lain. Mengapa lebih suka caturra? Yoseph menjelaskan sejarah panjang riset yang telah ia lakukan dengan berbagai ragam varietas kopi. Dengan melibatkan barista dari dalam dan luar negeri, yoseph akhirnya menjatuhkan pilihan pada jenis caturra.
Kopi arabica caturra berperawakan lebih pendek dan kompas sehingga lebih mudah dalam pemanenan. Karena jarang dibudidayakan, diharapkan menguntungkan dalam supplay-demand. Arabica caturra juga unggul dalam aroma dan rasa sehingga sering menjuarai kontes di festival kopi di seluruh dunia. Arabica ateng memiliki sosok lebih tinggi dan lebih produktif. Sebagai komoditi untuk menyuplai industri kopi, menanam ateng jelas lebih menguntungkan, tetapi untuk kategori specialty coffee, arabica caturra lebih menjanjikan, kata Yoseph.
Memiliki usaha tani kopi di pinggir kota besar sekelas kota cerdas Bandung adalahadvantage bagi petani kopi kategori specialty di Lembang. Apalagi Bandung, yang telah memiliki brand image yang kuat sebagai kota wisata kuliner, dengan jarak yang sangat dekat dengan Ibukota Jakarta, hanya perjalanan 3 jam via jalan tol, menjadikan Lembang dan petaninya akan kecipratan rejeki dari manisnya bisnis biji pahit di Ibukota Asia Afrika ini.
Satu-satunya kendala atas peluang usaha ini adalah masih rendahnya apresiasi masyarakat kita akan kopi kategori specialty. Diketahui Indonesia adalah negara terbesar ketiga sebagai produsen kopi di dunia, tetapi nomor 1 sebagai produsen kopi jenis  arabica. Di negara produsen kopi lainnya, seperti Brasil dan Vietnam, jenis robusta masih mendominasi.  Jenis kopi arabica dikenal memiliki harga jual yang lebih bagus ketimbang robusta, yang menang dalam volume. Keunggulan Indonesia sebagai produsen kopi terbesar di dunia, sayangnya  tidak didukung oleh jumlah penikmat. Selain kuantitasnya yang rendah, apresiasi terhadap specialty coffee pun masih rendah. Justru orang eropa menjadi penikmat kopi sejati.
Indonesia yang berada di ring of fire, dengan rangkaian gunung apinya, dari ujung Sumatera hingga Papua, memiliki potensi menjadi kekaisaran kopi di dunia. Dengan jenis dan varietas kopi yang sama, gunung yang berbeda dapat menghasilkan citarasa dan aroma kopi yang berbeda dan unik. Sebelum mencapai volume produksi yang memadai untuk syarat ekspor, seyogyanya apresiasi masyarakat dapat menjadi faktor penentu dalam memajukan agribisnis kopi spesial yang diulas di atas.
Faktor penentu lainnya untuk mendukung kejayaan para petani kopi specialty, adalah keberadaan para barista. Relasi yang baik antara Yoseph dan para barista yang sering berkunjung ke rumahnya dan melakukan cupping, adalah kiat sukses Yoseph dalam meningkatkan harga dan nilai kopinya. Salah satu barista yang bekerja sama dalam budi daya kopi khusus ini adalah Natanael Charis,

Natan, begitu panggilan akrab pendiri Morning Glory Academy ini, menyediakan bibit kopi unggul, untuk dibudidayakan oleh Yoseph di Lembang. Melihat prestasi Natan yang telah berhasil mencetak kopi yang ditanam di Garut menjadi kopi juara kelas dunia, bukan mustahil akan mengharumkan nama kopi Lembang juga, nantinya.
Yoseph juga menjelaskan bahwa denyut gejolak bangkitnya kopi di tempat yang merupakan lahan asal-usul  pertanian kopi nusantara pada jaman Belanda, juga ditandai oleh berdirinya usaha wisata dan edukasi kopi dan luwak di Cikole, Lembang. Ada banyak kelompok tani selain Yoseph dkk yang sudah bergerak sejak beberapa tahun terakhir. Diramalkan, dalam beberapa waktu ke depan, kopi Lembang akan cetar membahana.
Setelah lebih dari 3 jam berjalan dan bercerita tentang nostalgia dan masa depan kopi nusantara, kami kembali ke rumah Yoseph, tempat benih dan bibit disiapkan sebelum naik gunung untuk ditanam.

Yoseph kemudian menyangrai (roasting) biji kopi yang telah dijemur (green bean).Dengan kompor gas dan alat sangrai tradisional dari tanah liat, proses sangrai merebakkan aroma kuat yang khas. Sekira 20 menit, proses pemanggangan selesai, biji kopi coklat kehitaman didinginkan, lalu digiling. Yoseph membuat kopi tubruk, sedangkan Harris membuat kopi dengan teknik french press dan moka pot. Selain kopi yang diproduksi Yoseph, kami juga membawa kopi luwak asal Bandung selatan untuk “diadu”. Hasilnya, kopi Yoseph menang kesegaran, aroma, kemanisan dan karamel. Inilah tanda-tanda kopi Lembang kembali berkembang.

Kamis, 14 Mei 2015

Jadi Jutawan Dengan Sisa Uang jajan

Dengan bermodal sejumlah sisa uang jajan, kamu bisa menjadi jutawan. Untuk berpenghasilan ratusan ribu bahkan jutaan rupiah per hari, kamu tidak harus memiliki gelar sarjana dan bahkan tidak perlu mengabdi menjadi pegawai bertahun-tahun. Kamu hanya perlu memanfaatkan sebaik-baiknya sisa uang jajan mu sebagai investasi bisnis. Dan itu kamu lakukan cukup hanya sekali saja seumur hidup. Investasi sisa uang jajan untuk jadi jutawan.
Mungkin kah dengan modal sangat kecil bisa jadi jutawan? Kenyataannya mungkin.
Kamu bisa melipat-gandakan penghasilan dari modal yang sangat kecil ini dengan tambahan pekerjaan sambilan, yaitu menjadi "bintang iklan". Siapa pun bisa menjadi bintang iklan dan sudah sejak kecil mungkin, kita semua menjadi bintang iklan amatir. Bedanya, kali ini kamu dihargai dan dibayar tinggi jika mampu menjadi bintang iklan yang efektif.
Caranya, kamu cukup membelanjakan sisa uang jajan mu untuk produk sehari-hari yang selalu digunakan orang, yaitu sabun. Beli sabun, penghasilan bejibun.
Sisa uang jajan mu itu diinvestasikan atau dijadikan modal untuk bisnis produk sabun wajah. Merk sabunnya Biogano.

Selasa, 12 Mei 2015

Daun Afrika Juara Champion

Daun afrika Vernonia amygdalina Del tampaknya akan meraih piala champion dalam kompetisi liga khasiat tangkal penyakit. Pada kategori penyakit apa pun, Anda dapat memperhadapkan semua herbal satu per satu head to head melawan daun afrika. Daun afrika sulit ditandingi. Meski pun pada beberapa kategori kasus, simplisia tanaman lain lebih unggul, daun afrika menujukkan perlawanan gigih untuk tetap mendapatkan nilai.
Keunggulan dahsyat khasiat daun afrika terlihat saat menghadapi simplisia herbal lain dalam kategori insomnia dan demam. Pada kategori penyakit ini, efek penyembuhan daun afrika dapat ditunggui dalam hitungan menit.
Keunggulan mutlak juga terjadi pada kategori diabetes, penyempitan jantung dan pembuluh darah, rematik dan asam urat. Dalam hitungan beberapa hari, daun afrika dengan nyata mengungguli kinerja tanaman herbal lain. Sebutlah daun sukun, mulai dari memilih usia daun pun telah menjadi masalah, lalu jelas daun sukun tak mungkin dimakan langsung mentah-mentah. Daun binahong pun agak kerepotan menghadapi keluwesan rasa dan tekstur daun afrika. Daun afrika sekali lagi menang. Hasil akhirnya pun menunjukkan daun afrika lebih konsisten jika menyangkut statistik persentase kemanjuran.
Daun afrika telah menanamkan namanya pada beragam jurnal ilmiah dan klinis. Silakan Anda sebut nama penyakit apa pun pada mesin pencari google.com lalu rendengkan dengan nama ilmiah daun afrika, yaitu Vernonia amygdalina, maka akan selalu ada artikel/dokumen/laporan yang diinginkan. Kalau pun daun afrika tidak merupakan bahan utama dalam perlakuan pengobatan, setidaknya daun afrika bisa ambil bagian dalam terapi adjuvant. Hampir dipastikan daun afrika dapat memposisikan dirinya pada semua kasus penyakit, seminimal apa pun peran dan fungsinya.
Daun afrika juga memahatkan namanya pada pustaka ilmiah dan medis-klinis ihwal tumor dan kanker. Tidak terhitung jumlah penelitian meningkat dari tahun ke tahun. Satu lagi penyakit hebat yang mulai diujicobakan ketahanannya menghadapi daun afrika adalah HIV/AIDS.
Kedigdayaan daun afrika juga didukung kemampuannya untuk dapat hidup di berbagai jenis tanah dan cuaca, pantai hingga puncak gunung. Daun afrika pastinya akan memunculkan varian ecotype, tetapi dia tetap eksis di semua zona vegetasi di kawasan tropika dan sub-tropika. Bukan tidak mungkin, daun afrika juga dapat mengancam superioritas tumbuhan kutub. Karena nyaris kosmopolitan, maka daun afrika meraih suara hampir dari segala golongan demografi.
Daun afrika yang memang bukan basa-basi dari afrika asal usulnya, tidak asal hadir hingga ke negeri Cina. Cina bahkan yang awalnya menyadari kehebatan tanaman perdu ini. Daun afrika telah lama memenangi hati orang Tiongkok dalam memilih herba berkhasiat. Konon, bukan hanya juri jelata yang memberikan predikat juara pada daun afrika, tetapi juga juri istana.


Minggu, 03 Mei 2015

Asam Kojik Kojic Acid Lebih Unggul dan Lebih Aman Ketimbang Hidroquinon

Empat belas tahun lalu dokter Universitas Diponegoro telah membuktikan secara ilmiah bahwa asam kojik (kojic acid) lebih unggul daripada hidroquinon. Lantas mengapa klinik-klinik dokter kulit masih menggunakan zat mengandung zat berbahaya hidroquinon?
Pengobatan melasma (sunda: kokoloteun) membutuhkan waktu, ketekunan dan kesabaran, namun seringkali hasilnya kurang mernuaskan. Ada beberapa macam pengobatan untuk melasma, baik berupa pengobatan topikal, sistemik maupun tindakan khusus, tetapi cara pengobatan yang paling banyak dilakukan adalah pengobatan topikal.
Hidrokuinon sampai saat ini masih merupakan obat topikal yang paling banyak digunakan untuk pengobatan melasma, namun seiring dengan banyaknya efek samping, saat ini banyak dikembangkan bahan pemutih lain yang sama atau lebih efektif namun bersifat kurang iritatif dibandingkan dengan hidrokuinion, termasuk asam kojik.
Asam kojik (lebih tepatnya sesuai nomenklatur Indonesia: asam kojat) merupakan hasil fermentasi jamur beras/ jamur kacang hijau yang mulai digunakan di Jepang sejak tahun 1990-an.  Adalah Retno Sawitri yang menyusun tesis magister di Fakultas Kedokteran Undip. Retno membandingkan hasil pengobatan melasma menggunakan asam kojik 4% dengan hidrokuinon 4%, serta mengetahui efek sampingnya.
Penelitian yang dilakukan bersifat studi acak terkontrol buta ganda pada 90 orang perempuan yang dikelompokkan secara randomized permutted block dan masing-masing mendapatkan pengobatan dengan hidrokuinon 4% atau asam kojik 4% digunakan pada malam hari, dan tabir surya pada pagi dan siang hari selama 10 minggu dengan evaluasi setiap 2 rninggu.
Penilaian kesembuhan klinis dilakukan dengan menilai pengurangan nilai MASI (Melasina Area and Severity Index). Hasil penelitian memmjukkan hasil pengobatan melasma menggunakan asam kojik 4% lebih baik dibandingkan dengan hidrokuinon 4%, sedangkan efek samping yang terjadi pada kelompok asam kojik 4% lebih sedikit dan lebih ringan daripada kelompok hidrokuinon 4%.
Bahan depigmentasi topikal yang paling banyak digunakan untuk pengobatan melasma adalah hidroquinon, yang pertama kali digunakan pada sekitar 1961 oleh Spencer dkk. Sekitar 35 tahun terakhir ini dikembangkan berbagai preparat topikal untuk pengobatan melasma, seperti asam azaleat, asam retinoat, asam kojat, asam askorbat, arbutin, vitamin E, serta ekstrak tumbuhan sebagai alternatif penggunaan hidroquinon.
Hidroquinon merupakan preparat depigmentasi yang paling sering digunakan dengan konsentrasi antara 2% - 5%, dan masih merupakan terapi yang memiliki efektivitas yang tinggi. Titik tangkap hidroquinon pada pengobatan melasma adalah:

  1. menghambat kerja enzim tirosinase pada melanosit
  2. mempunyai efek sitotoksik selektif pada melanosit
  3. meningkatkan degradasi melanosom
  4. menurunkan aktivitas melanosit
  5. merusak melanosit
  6. menurunkan produksi melanosom

Penggunaan hidroquinon yang lebih lama dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan, terutama pada konsentrasi tinggi, berupa okronosis, yaitu pigmentasi berbentuk jala pada wajah. Selain itu, efek samping lain yang dapat timbul akibat penggunaan hidroquinon adalah eritem, rasa terbakar, hiperpigmentasi pasca inflamasi, reaksi dermatitis kontak iritan/alergika, confetti-like depigmentation dan perubahan warna kuku.
Selain itu hidroquinon bersifat mudah teroksidasi sehingga menyebabkan warna obat menjadi kecoklatan dan berkurang potensi obat. Preparat hidroquinon sebaiknya dihabiskan dalam waktu 30 hari, dan disimpan dalam wadah tidak tembus cahaya serta dijauhkan dari sinar matahari.
Asam kojik adalah suatu bahan yang merupakan hasil fermentasi dari jamur Aspergillus oryzae dan Aspergillus sojae yang berasal dari beras/kacang hijau, pertama kali dilaporkan oleh Teijiro Yabuta pada 1924. Sejak awal 1990-an digunakan di Jepang sebagai bahan depigmentasi alternative karena banyaknya efek samping hidroquinon. Selain itu, asam kojik mulai banyak digunakan karena secara farmakologik lebih stabil daripada hidroquinon.

Titik tangkap asam kojik pada pengobatan melasma adalah:

  1. Menghambat enzim dopa-chrome tautomerase sehingga terjadi supresi tautomerisasi menjadi DHICA
  2. Menghambat pembentukan eumelanin
  3. Menurunkan jumlah eumelanin
  4. Merusak melanosit
  5. Mengurangi transfer melanin ke keratinosit

Selain itu, hebatnya asam kojik mempunyai sifat mengabsorpsi radiasi UV, efek antimikroba lemah, antijamur, anti iritasi, hidrofobik serta mempunyai efek rehidrasi dan menghaluskan kulit.

Preparat asam kojik mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan hidroquinon antara lain efek samping relatif ringan, stabil dalam waktu lama sehingga tidak menimbulkan perubahan warna obat. Formula asam kojik dilaporkan mempunyai efektivitas yang sama dengan hidroquinon.