Pages

Selasa, 31 Maret 2015

Latihan Menulis dengan Manis

Apakah mengarang itu bakat? Tentu tidak. Jadi semua orang, termasuk yang merasa tidak berbakat, (bakal) bisa mengarang tulisan? Pasti! Tentu saja itu tulis-menulis di level kemampuan teknis. Jika Anda tidak atau belum memiliki kemampuan menulis, ya ikuti saja pelatihan teknis menulis, pasti bisa.
Namun, apakah Anda akan menjadi penulis dengan kualitas "Enak Dibaca dan Perlu", seperti tagline majalah Tempo, itu tergantung pada faktor lain. Seperti lukisan, semua pasti bisa dilatih melukis, menggambar dulu bentuk-bentuk, lalu meningkat pada aplikasi warna-warni.
Untuk memiliki karya tulis yang enak dibaca, bakat menjadi faktor penting. Seperti pada seni lukis, apakah karya Anda itu sekadar terpajang di dinding rumah sendiri, atau indah menggugah khalayak, itu tergantung bakat, kata maestro lukis Bandung Pak Barli, alm..
Lalu, soal apakah karangan Anda perlu dibaca (orang), itu juga menyangkut bakat dan ketrampilan di luar domain penulisan. Signifikansi keterbacaan ditentukan oleh kualitas isi kepala Anda: sensitivitas menangkap masalah penting, mungkin malah dari hal sepele; kekritisan; logika, analogi, metafora; keluasan pengetahuan dan cakrawala pikiran.
Biasanya untuk menutupi kualitas isi kepala yang dangkal, Anda bisa mencoba kiat yang dikerjakan oleh banyak penulis picisan, yaitu menyontek alias copy paste. Memalukan memang, tapi mungkin tidak banyak yang mengetahui kebobrokan Anda jika menerbitkan tulisan tersebut di lingkungan sendiri dan terbatas.
Okelah, mungkin Anda tidak atau belum tahu apakah Anda memiliki bakat dan kemampuan menulis karangan yang baik. Ya Anda menulis saja di tataran teknis, teknik menulis. Berikut ini beberapa masalah dan penyelesaian dalam hal teknik memulai membuat karya tulis.

Bingung memilih topik

Lha, belum apa-apa, kok Anda sudah bingung. Biasanya orang yang menyatakan bingung memilih topik, aslinya memang tidak memiliki topik sama sekali. Topik itu mestinya sudah melekat dan menjadi bagian diri. Jadi tidak lah perlu bingung, jika banyak topik yang "mengganggu" panca indra Anda. Kata Aa Gym mulai lah dari diri sendiri, jadikan diri mu itu topik. Gitu aja kok repot.

Topik dari tugas

Bagaimana jika topik ditentukan oleh orang lain. Misalnya oleh atasan, dosen, guru, atau pacar (bagi yang berkenan menjadi joki sang pacar). Ga perlu repot juga. Langsung saja membuat kerangka karangan (outline). Outline bakal menuntun penulis mendetailkan topik.

Lalu apa saja yang ditulis?

Semuanya! Tulislah semuanya, selengkapnya. Sebagai panduannya Anda boleh menggunakan metode para wartawan. Indera mereka selalu menangkap HANYA 6 hal atas sebuah topik untuk diurai menjadi pokok-pokok berita, yaitu meliputi apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, bagaimana. Keenam aspek cerita ini biasa disebut 5W + 1H (what, who, where, when, why, how).

Lantas, apakah 3 panduan dasar ini serta-merta menyulap Anda mampu menulis dengan manis? Tentu saja belum, sabar. Sekarang Anda luangkan waktu dahulu untuk membaca contoh-contoh tulisan saya tentang 1 topik saja, yaitu daun afrika. Beberapa tulisan ini masuk dalam kategori highligth di Kompasiana. Jadi, perhatikan, satu topik saja, bisa menjadi ribuan cerita. Apakah masih sulit bagi Anda menulis satu saja pun?
http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2015/03/07/daun-afrika-semakin-meraja-728441.html

http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2015/03/08/daun-afrika-manfaat-medis-dan-manfaat-bisnis-728528.html

http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2015/03/29/dapatkah-daun-afrika-menghadang-meningitis-733854.html

http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2015/04/01/sangat-efektif-daun-afrika-mampu-membasmi-jerawat-734756.html

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS

Ada 2 cara pendekatan dalam belajar menulis, yaitu:
1. PROSES;  meliputi lima tahap, yakni pramenulis, menulis draf, merevisi, menyunting, dan mempublikasi
2. IMAJINATIF; ini yang biasanya diajarkan guru di sekolah, yaitu Anda diminta untuk "berhayal", menuangkan imajinasi itu ke dalam tulisan, dan mempublikasikannya.
Sebaiknya belajar menulis itu berkelompok dan berdiskusi. Anda sebaiknya memilih fasilitator kelompok yang memiliki kompetensi sebagai guru-penulis atau penulis-guru.
Dulu, saat saya masih lugu (baca: lucu dan guobxxx), saya bertemu dengan seorang penulis produktif yang rutin menulis di koran paling top di Bandung. Saya bertanya padanya cara belajar menulis. Dia menjawab "ya mulai saja menulis, apa pun, bagaimana pun." Nah, inilah contoh penulis produktif tetapi bukan "guru."
Sedangkan dengan guru di sekolah, jelas tidak banyak yang bisa kita peroleh selain teori, tugas, dan pe-er.

TEKNIK PEMBELAJARAN MENULIS

1.   Teknik Keywords
2.   Teknik ATM (Amati-Tiru-Modifikasi)
3.   Teknik Laporan Perjalanan
4.   Teknik Pengandaian Terbalik

Jumat, 27 Maret 2015

Antioksidan Daun Afrika Cepat dan Tepat

Anda mungkin termasuk yang bertanya-tanya mengapa herbal yang sudah teruji dalam penelitian, tetapi mengecewakan tanpa hasil setelah dikonsumsi dalam rentang waktu yang lama. Rupanya tidak semua efek terapi dari suatu tumbuhan herbal diteliti secara IN VIVO. Di situ lah saya merasa daun afrika berbeda.
Para ilmuwan spesialis di Malaysia telah menemukan alasan bukti konsistensi kedahsyatan antioksidan yang terkandung dalam ekstrak air dari daun afrika. Antioksidan yang beragam didapati pada daun afrika ini mampu bekerja tidak saja dalam tataran "teori" yang logis, tetapi praktis empiris.
Setidaknya ada 6 peneliti, dengan latar belakang spesialisasi berbeda, yang menuliskan laporan dalam jurnal bioteknologi yang diterbitkan pada 2012. Mereka adalah Wang Yong Ho, Abdul Hadi Naoman Yousr, dan Noorjahan Banu Alitheen (Department of Cell and Molecular Biology, Universiti Putra Malaysia), Boon Kee Beh (Department of Bioprocess Technology, Universiti Putra Malaysia), Swee Keong Yeap (Institute of Bioscience, Universiti Putra Malaysia), dan Woon San Liang (Spektra Biotek Sdn Bhd).
Potensi ekstrak air dari daun afrika sebagai agen antioksidan in vitro telah lama ditemukan sebelumnya. Pada penelitian ini, mereka melakukan pembuktian kuantitatif atas aktivitas antioksidan daun afrika, tidak saja secara in vitro, tetapi juga in vivo. Pengujian dalam studi ini meliputi DPPH radical scavenging assay, aktivitas superoxide dismutase (SOD), malondialdehyde (MDA) level dan total antioxidant capacity (TAOC).
Pada in vitro DPPH assay menunjukkan bahwa ekstrak daun afrika merupakan agen antioksidan moderat bila dibandingkan terhadap vitamin C. Pada tes  in vivo, peningkatan SOD dan TAOC serta penurunan level-level MDA teramati pada organ-organ dan darah dari hewan percobaan yang mendapatkan perlakuan. Disimpulkan bahwa ekstrak daun afrika berpotensi sebagai agen antioksidan yang dapat melindungi sel-sel pada organ terhadap stres oksidasi.
Sebagai kesimpulan, dapat dikatakan bahwa ekstrak semprot kering (dried spray) daun afrika memiliki aktivitas antioksidan, baik in vitro dan in vivo.
Dalam penelitian ini terbukti daun afrika tidak hanya mampu meningkatkan plasma dan tingkat antioksidan sel darah merah, tetapi juga mampu untuk masuk ke dalam sel-sel hidup di organ dan melindungi mereka dari kerusakan oksidatif, setelah 14 hari konsumsi terus menerus. Hal ini dapat digunakan dalam mengompensasi penurunan kapasitas antioksidan total dalam paru-paru dan hati dan meningkatkan tingkat SOD dalam organ dan darah. Secara keseluruhan hal ini berarti daun afrika mampu mengurangi risiko peroksidasi lipid.
Sebagai perbandingan, banyak tanaman lain yang secara in vitro terbukti memiliki kandungan antioksidan, tetapi secara  in vivo, di dalam tubuh, aktivitas antioksidan tidak terjadi, atau kalau pun terjadi, tidak signifikan. Misalnya teh hijau, dalam suatu penelitian dibuktikan bahwa total kapasitas antioksidannya baru terbukti signifikan pada tingkatan kadar tertentu yang lebih tinggi. Potensi antioksidan dari teh sering tidak tampak nyata pada kenyataannya.

Selasa, 24 Maret 2015

Bisnis Properti dan Property Bisnis dengan Kredit Tanpa Angsuran

Great Salute! Luar biasa. Dengan ilmu dan pengetahuan yang dangkal, bermodalkan studi kasus pengalaman, seseorang, semacam Tuan Cipti Jiniidi dan Nyonya Inni Similikiti, bisa menjual dirinya laku keras dan meraih untung besar dengan modal pidato retorika. Iming-iming kaya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya dan dengan modal senilai "sesajen" dukun, menjadi jurus ampuh menaklukkan khlayak untuk melabuh kepercayaan dan keyakinan pada arahan-arahannya.
Minggu lalu saya mendengar siaran radio PRFM Bandung, suatu talkshow promosi seminar tentang "Mengubah Utang Jadi Aset". Tentu saja saya dan sekira 25 pendengar lainnya tertarik karena disebutkan bahwa dengan Rp100.000 kita akan mendapatkan 9 formula cepat kaya. Pembicaranya Anne Rosniawati, SE (selalu minta gelarnya disebutkan), mengatakan akan membagikan "ilmu" yang membuat dia, yang sempat sengsara secara ekonomi dan sosial, hingga ingin bunuh diri, bangkit dan meraih kemakmuran seperti yang ia impikan sejak muda. Saya tertarik karena acara serupa oleh Cipti Jiniidi harganya Rp5jutaan bahkan lebih.

Saya bersama 70 peserta lainnya mengikuti seminar itu hari ini, Selasa, 24 Maret 2015, di Hotel Park, Bandung. Acara dibuka dengan sesi inisiasi oleh Mr. Jaswa, sampel orang sukses setelah mengikuti "ilmu" dari Anne, yang menyatakan diberi gelar The Queen of Cashback. Setelah sesi pemanasan dan penjinakkan, Jaswa mengundang Anne.
Lebih dari 1 jam Anne, dengan bahasa pengantar campuran  Indonesia dan sunda, menceritakan kehidupan masa lalunya. Mulai dari sebagai siswa cerdas, kisruh rumah tangganya 2 kali kandas pernikahannya, sukses karir berdagang dan menjadi agen asuransi top dan diangkat menjadi pemimpin cabang, hingga ingin bunuh diri sebagai solusi atas masalah rumahnya yang akan disita bank.
Inti dari sesi ini adalah menyentuh kepekaan emosional para hadirin. Setengah jam sebelum acara berakhir, barulah Anne memberikan 1 studi kasus prestasi bisnisnya, yaitu memperbesar utang dari rumahnya yang berstatus gagal ngangsur. Utang bank tambahan itu, selain melunasi rumahnya yang sudah berstatus kasus, juga dapat membeli tanah dan membangun 7 rumah ukuran 8x6 m2, dalam tempo 50 hari. Sambil proyek pembangunan rumah berjalan, dengan berbekal brosur, Anne bercerita dia mampu menjual 4 rumah tersebut. Utang-utang lunas, malah mendapatkan laba. Luar biasa. Hanya sebegitu isi seminarnya!
Anne berjanji akan mengupas 8 formula rahasia lainnya dalam workshop, besok, dengan tarif Rp3juta dibayar sekarang, atau Rp3,5 juta jika dibayar pada saat acara. Saya memilih tidak mengikuti workshop dengan pertimbangan keyakinan bahwa "ilmu"nya pasti lah sesuatu yang sudah umum dengan menjadi pengetahuan dasar. Kesuskesannya sangat PERSONAL dan SITUASIONAL. Sedalam apa pun kita mempelajari, kesuksesan yang dijanjikan bakal diraih akan bertemu dengan angka statistik 1 berbanding sejuta orang, mungkin lebih kecil lagi peluangnya.
Namun demikian, kami beberapa peserta, di antaranya pernah beberapa kali mengikuti acara serupa, berkomitmen cukup mengirimkan "perwakilan" atau intelijen (bisnis). Kami bersepakat akan membentuk kelompok diskusi bisnis properti untuk saling berbagi informasi.
Jadi bagi Anda yang masih penasaran, tunggulah tulisan saya berikutnya, sebagai hasil dari pertemuan komunitas bisnis yang terbentuk gara-gara acara seminar begini. Tetap besar untungnya karena memperluas silaturahmi.

(bersambung)

Jumat, 20 Maret 2015

Daun Afrika Meningkatkan Daya Tahan (Imun) Tubuh

Sakit lagi, sakit lagi. Jumlah sakit dalam daftar absensi dari anak Anda bertambah terus. Anda mungkin bertanya-tanya mengapa anak dekat sekali jarak jadwal sakitmya. Tentu saja prestasinya, sedikit atau banyak, akan terganggu.
Begitu lah mungkin kegalauan para Ibu karena lemahnya daya tahan tubuh buah hatinya. Sebagian Ibu akan bertanya pada dokter, atau mencari informasi suplemen/vitamin kepada kenalan atau Mang Google, dan tidak sedikit yang menjadi korban iklan tv.
Mungkin kegalauan para Ibu ini akan menjadi kisah masa lalu. Sebuah hasil penelitian ilmiah dilaporkan dalam Global Journal of Biotechnology and Biochemistry tentang ekstrak daun afrika yang terbukti meningkatkan angka CD4+. CD4+ ini merupakan parameter yang digunakan dalam studi imunitas (daya tahan tubuh).
Daun afrika? Yah betul. Daun afrika yang gampang ditanam, seperti singkong, cukup tancep steknya, akan tumbuh dan tidak perlu diurus khusus itu? Betul, Bu! Sejak 5 tahun lalu, daun afrika telah mulai dikenal di Indonesia dan terus berkembang kisah hebatnya dalam membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Seorang apoteker lulusan pendidikan profesi di ITB, Dra Kurniawati, Apt., menyatakan khasiat mengonsumsi daun afrika secara rutin sangat terasa. "Terutama pada lansia yang mengalami keluhan radang sendi, dalam seminggu mengonsumsi daun afrika, keluhan hilang atau reda," katanya. "Bahkan ada yang terpaksa sholat sambil duduk, karena sakit tak tertahankan pada lutut saat melakukan gerakan berdiri setelah sujud, dalam waktu singkat bisa kembali sholat normal," kata Ibu yang berhijab ini.
Apakah kesembuhan dari keluhan persendian ini karena efek anti radang sendi atau anti rasa sakit saja? Kurniawati, yang menyelesaikan studi farmasi S1 di Unpad ini, meyakini ada mekanisme lain yang terkait dengan sistem imun. "Ada banyak macam sakit sendi, harus dokter yang memastikan diagnosisnya. Yang mereka rasakan hanya gejalanya saja," katanya.
Untungnya mengonsumsi daun afrika akan memperoleh efek lengkap untuk satu gejala kompleks radang sendi ini, yaitu anti-inflamasi, pereda sakit, dan meningkatkan imunitas.
Aksi anti-inflamasi daun afrika telah dilaporkan dalam British Journal of Pharmacology and Toxicology terbitan 2013. International Journal of Advanced Pharmaceutical and Biological Sciences telah melaporkan hasil riset yang membuktikan potensi daun afrika sebagai analgesik (pereda rasa nyeri). Sedangkan efek imunitas daun afrika dilaporkan pada jurnal yang ditulis di awal tulisan.
Berikut ini grafik yang menunjukkan bukti aksi daun afrika pada sistem imun dengan parameter sel CD4+.

Para peneliti menyatakan bahwa ekstrak air dari daun afrika dengan dosis 200-800 mg/kg berat badan, dalam penggunaan selama 21 hari, meningkatkan jumlah sel CD4+ pada tikus percobaan. Karena itu, kata peneliti farmasi dari 2 perguruan tinggi di Nigeria ini, ekstrak air dari daun tumbuhan yang bernama ilmiah Vernonia amygdalina Del. ini dapat digunakan sebagai peningkat daya tahan tubuh (immune booster) pada kondisi kesehatan yang dikompromikan.

Dainsyah, S.Si
(dari berbagai sumber dan wawancara)

Kamis, 19 Maret 2015

Jamu Kunyit Putih Buatan Si Mba Bersepeda

"Jamu... jamuuuu," begitu suara merdu yg lewat depan rumah setiap hari.
Mba yu tukang jamu bersepeda adalah contoh program social responsibility dari saya pribadi sebagai herbalis. Saya menganjurkan dia melakukan diversikasi produk, sehingga dagangannya menjadi berbeda ketimbang tukang jamu sepeda (dulu gendong) lainnya.
Saran saya untuk mengembangkan usahanya adalah menyediakan produk baru ramuan kunyit putih, yg tidak lazim. Sadis kalau cuma sekadar saran seperti yg sering dilakukan konsultan atau motivator, maka saya mendaftar menjadi pelanggannya.

Dimulai dari stok setengah botol kecil, udah kecil cuma setengah lagian, kini dia menggunakan botol besar 1 liter. Selain reguler, dia sudah menjual berbotol2 pesanan khusus. "Yang sakit macem-macem, udah pada sembuh, Pak," katanya dalam logat jawa yg kental. "Benjolan ilang, kewanitaan sehat, dll."

Aku senyum sambil membayar segelas jamu yg mengandung kunyit putih itu. Ide sederhana itu bermanfaat, bagi si mba, bagi masyarakat

Kamis, 05 Maret 2015

Daun Afrika, Asal Mula Sebelum Menjadi Duta Husada

Pohon Daun Afrika, Kata Orang Cina

Yang memberi sebutan daun afrika atau daun afrika selatan adalah orang Tiongkok. Mereka menyebutnya 南费叔, kalo kita yang baca jadi nan fei shu, atau dalam logat lain 南叶辉 yang jika ditulis dengan huruf latin menjadi nan hui ye. Jika kita jalan-jalan bareng ke afrika, dan menanyakan daun afrika selatan, atau africa leaf, kemungkinan besar orang asli sana menggelengkan kepala atau mengangkat bahu tanda tidak tahu. Di suatu negeri di afrika mereka menyebutnya yoruba yang artinya pahit, keles, hehe.
Jadi, penamaan daun afrika selatan itu, konon diberikan oleh asosiasi tabib Tiongkok tempo dulu. Pastinya bukan oleh petani semak di gurun kalahari, yaitu Toma, yang kita kenal bermain dalam film The Gods Must Be Crazy atau bahkan bukan oleh dukun-dukun afrika. Kita di Indonesia diajari menyebut sebagai daun afrika selatan oleh kawan-kawan Tionghoa kita, yang sudah terlebih dahulu menanam di Medan, Sumatera Utara.

Dari Medan Ke Tangerang Ke Bogor Lalu Seluruh Nusantara

Saya sendiri mengenal pertama kali daun afrika dari ai (bibi) angkat saya yang asal Medan juga, kini tinggal di Tangerang. Dia memberikan kepada saya stek bibit daun afrika yang telah bertunas sebagai oleh-oleh saya pulang ke Bandung. Di Bandung saya menanamnya sebagai amanah, dan dirundung misteri dan warna-warni tanda-tanya, karena Ai tidak memberikan info yang memadai tentang kegunaannya, bahkan ia pun tidak tahu nama tumbuhan perdu ini.

pohon daun afrika sebagai pagar hidup di pekarangan

Akhirnya Saya Temukan Nama IlmiahnyaL Vernonia amygdalina

"Jangan ditebang!" kata saya pada istri, yang setelah setahun, tidak senang tanaman ini tumbuh tidak menarik di sepetak tanah halaman rumah tipe sangat sangat sederhana. Untungnya pada suatu hari saya berkunjung ke rumah seorang teman yang ternyata sudah lama menanam dan memakan daun pohon ini. Dia pun memberi tahu namanya, ya itu tadi, daun afrika selatan. Perlu waktu 6 bulan akhirnya saya menyingkap nama dan kesaktian mandraguna dari tumbuhan yang kebekenannya sudah mendunia. Dari situs berbahasa dan berhuruf mandarin saya menemukan huruf latin Vernonia amygdalina. "Aah, saya yakin ini pasti nama ilmiahnya," pikir saya waktu itu. Saya lanjutkan penelusuran di google, yah ternyata betul.
Setelah mengetahui nama ilmiahnya, sudah tentu menjadi sangat mudah mengungkapkan sejarah dan aksi pohon ini bagi kemaslahatan umat manusia. Kebaikannya bukanlah pencitraan awam saja. Para peneliti dan ahli klinis sudah menguji secara meluas dan mendalam. Seluruh bagian tumbuhan ini BERKHASIAT.
Dari sejak itulah saya melahap berbagai referensi digital dari berbagai jurnal sains dan medis tentang daun afrika berbekal nama ilmiahnya itu. Segala pengetahuan dan hikmah dari membaca kritis segenap jurnal sains dan kedokteran, telah saya bagikan di facebook, pada beranda maupun grup dan halaman.

https://www.facebook.com/groups/143867072486902/
https://www.facebook.com/labtomarket
seorang ustad di Bandung yang menikmati khasiat daun afrika

Pahit, Lalu Manis, Lalu Sembuh

Beberapa teman dan tetangga yang percaya ikut mencoba mencicipi daun yang jika dilahap awalnya pahit tapi berangsur muncul sensasi manis. Mereka melalap selembar sehari. Luar biasanya aneka keluhan kesehatan sirna dalam waktu yang sangat singkat untuk ukuran herbal. Itulah kisah singkat perkenalan dan persahabatan saya dengan si pahit penjinak penyakit.


Artikel tentang daun afrika

yang lebih lengkap
dapat diperoleh dari link
di bawah ini:

http://hemonitor.blogspot.com/